bbm

Ditengah situasi kondisi yang masih sulit
setelah 2 tahun pandemi, rakyat menderita
setelah bernafas agak lega sedikit, pemerintah
tanpa memiliki rasa empati dan dengan dholim
berulah menaikkan harga BBM dengan kenaikan hingga 30 lebih.
pemerintah menganggap bahwa subsidi itu adalah beban
dan harus dikurangi karena akan menyebabkan jebolnya
anggaran yang membengkak menjadi 502 trilyun
disamping itu juga menganggap bahwa subsidi banyak dinikmati orang kaya alias tidak tepat sasaran.

Dalam pandangan Islam…

1. Keberadaan rakyat adalah amanah
Quran
innallaha ya’murukum antu’addul amaanati ila ahliha
Hadis
al imamu roin wahuwa masulun an roiyatihi.
tugas pemerintah melayani rakyatnya
– bukan dianggap beban, anggaran
– Harus sekuat tenaga memenuhi kebutuhan rakyat
– Pelayanan untuk melayani semua rakyat dg adil
BBM ini adalah hajat hidup orang banyak seluruhnya
butuh tanpa melihat kaya dan miskin. bahkan dalam islam
kewajiban negara untuk menyediakan sandang pangan papan
kesehatan, keamanan, pendidikan.
praktik di jaman nabi/sahabat

a. Pejabat membatasi gajinya, tidak hidup mewah
Tidak halal Khalifah memiliki harta dari Allah, kecuali dua piring saja. Satu piring untuk kebutuhan makannya bersama keluarganya dan satu piring lagi untuk ia berikan kepada rakyatnya (HR Ahmad).

b. Negara Khilafah akan membebaskan warga ahludz-dzimmah (non-Muslim) dari pungutan jizyah jika mereka tidak mampu. Khalifah Umar bin al-Khaththab ra. pernah memberikan titah pada Baitul Mal untuk menghentikan pungutan jizyah terhadap warga non-Muslim ahludz-dzimmah saat mereka tidak mampu, apalagi jika telah berusia lanjut.

2. BBM MILIK RAKYAT
Berbeda dgn kapitalis yang semuanya bebas dimiliki.
dalam Islam
Al muslimu syuroka fi tsalasin fil ma’i wal kala’i wannaari wa tsamanuhu haromun. (HR Ibn Majah dan ath-Thabarani).

Islam juga melarang penguasaan sumber daya alam oleh swasta asing maupun lokal seperti air, migas dan minerba yang menyebabkan rakyat hanya mendapatkan keuntungan sedikit dan harus membayar mahal untuk mendapatkan semua itu.

*3. HENTIKAN KEDHOLIMAN*
Pemimpin atau penguasa pada hakikatnya adalah pelayan rakyat. Dari Ibnu Abbas ra.:
*Sayyidul qoumi khoodimuhum*
Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka (HR Ibnu Majah).
*inna sarrorri’aaa’i al-hutomatu*
Sungguh seburuk-buruk pemimpin adalah al-Huthamah (yang menzalimi rakyatnya dan tidak menyayangi mereka) (HR Muslim).
Banyak fakta yang menunjukkan ke dholiman
– menaikkan bbm dengan ugal-ugalan, sebelumnya
– menarik pajak

Kalau menolong orang yang dizalimi adalah suatu yang wajar. Bagaimana dengan menolong orang yang menzalimi? Apa maksudnya?

 

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا

“Tolonglah saudaramu yang berbuat zalim dan yang dizalimi.”

فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنْصُرُهُ إِذَا كَانَ مَظْلُومًا ، أَفَرَأَيْتَ إِذَا كَانَ ظَالِمًا كَيْفَ أَنْصُرُهُ قَالَ « تَحْجُزُهُ أَوْ تَمْنَعُهُ مِنَ الظُّلْمِ ، فَإِنَّ ذَلِكَ نَصْرُهُ »

Kemudian ada seseorang bertanya tentang bagaimana cara menolong orang yang berbuat zalim?

Beliau menjawab, “Kamu cegah dia dari berbuat zalim, maka sesungguhnya engkau telah menolongnya.” (HR. Bukhari, no. 6952; Muslim, no. 2584)

KEMBALI KE ISLAM
*Wa man a’rodho an dzikriii fa inna lahu ma’iisyatan dhonka*
Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku (al-Quran) maka sungguh bagi dia penghidupan yang sempit (TQS Thaha [20]: 124).