Lengkapi Kebutuhan Al Qur’an di Daerah “Minoritas” dan Pelosok Sumatera Utara

Untuk daerah minoritas masalah yang dihadapi bukan hanya sulitnya mendapatkan Al-Qur’an, namun juga minimnya pembinaan untuk masyarakat muslim disana. Menurut Ustadz Bainuddin yang merupakan guru agama Islam di Samosir. Umat Islam disana masih sangat minim dalam hal pemahaman akidah.

“Untuk pemahaman akidah disini memang masih sangat kurang, masih banyak muslim disini yang membutuhkan pembinaan Al-Qur’an,”  ujar pria kelahiran Kecamatan Sihotang Kabupaten Samosir ini.

Yang menyebabkan kurangnya pembinaan Al-Qur’an untuk masyarakat muslim di Samosir yang jumlahnya hanya sekitar 2% dari total penduduk Kabupaten Samosir salah satunya adalah kurang nya sarana prasana seperti Al-Qur’an untuk menunjang kegiatan pembinaan tersebut. Hal inilah yang dikeluhkan oleh para dai yang membina masyarakat muslim disana, salah satunya adalah Ustadz Hasan. Menurutnya tingginya tingkat kebutuhan Al-Qur’an di Samosir tidak diimbangi dengan jumlah ketersediaan Al-Qur’an yang mencukupi.

“Disini hampir tidak ada toko yang menjual Al-Qur’an, padahal sudah mulai banyak TPA-TPA yang dibuka sebagai tempat untuk para anak-anak mengaji mengingat sudah mulai tumbuh kesadaran para orang tua akan pentingnya pembelajaran Al-Qur’an sejak dini,” ucap Ustadz Hasan kepada tim BWA.

Selain Pulau Samosir, sulitnya mendapatkan Al-Qur’an juga dialami oleh masyarakat muslim di Kabupaten Tapanuli Selatan. Kabupaten yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 314.867 jiwa dengan 78,99% nya memeluk agama Islam.

Tingginya tingkat kebutuhan Al-Qur’an di Tapanuli Selatan disebabkan oleh semakin menjamur nya tempat pengajian anak-anak / TPA di kampung-kampung, ini sebagai bentuk kesadaran masyarakat untuk memberantas buta huruf Al-Qur’an disana. Meskipun tergolong sebagai kabupaten yang mayoritas muslim ternyata untuk bisa mendapatkan Al-Qur’an disana tidaklah mudah.

Umumnya masyarakat jika ingin membeli Al-Qur’an harus menuju ke kota Padang Sidempuan. Sebagai contoh dari daerah Sijungkan ke Padang Sidempuan perlu menempuh jarak 20km itupun hanya toko-toko tertentu saja yang menjual Al-Qur’an dan jumlahnya tidak banyak.

Tentu saja hal ini sangat menghambat kegiatan belajar mengajar Al-Qur’an baik di pondok pesantren maupun TPA yang ada di Tapanuli Selatan. Ditambah lagi menurut ketua MUI Tapanuli Selatan K.H.Ahmad Gojali Siregar sudah banyak Al-Qur’an yang ada di Tapanuli Selatan yang kondisinya sudah rusak. “Hampir 70% Al-Qur’an yang ada disini kondisinya sudah rusak dan tidak layak untuk dipakai. Yang menyebabkan Al-Qur’an rusak ini ya karena dibaca oleh para santri maupun anak-anak di TPA hampir setiap hari.”

Dengan kondisi diatas BWA menginisiasi proyek Wakaf Al-Qur’an dan Pembinaan (WAP) untuk provinsi Sumatera Utara khususnya di daerah pelosok dan minoritas muslim. Mari bersama-sama membantu saudara kita agar mudah mendapatkan Al-Qur’an mengingat penting nya Al-Qur’an sebagai petunjuk di dunia dan akhirat. Karena setiap wakaf Al-Qur’an yang kita berikan dan dibaca oleh para penerima maka itu akan bernilai amalan jariyah yang pahala nya akan terus mengalir. Aamiin.

 

Nilai Wakaf yang Dibutuhkan:

Rp.15.000.000.000 (100.000 Eksemplar Al-Qur’an @Rp.150.000 dan 25.000 Iqra)